Mengulas Cerpen Basa – Basi Karya Jujur Prananto
Diceritakan bahwa pada cerpen Basa – Basi
karya dari Jujur Prananto lebih mengacu pada permasalahan Jumardi yang tak
menyukai Basa – Basi dari Bu Siska dan rekan kerjanya. Jumardi yang saat itu diajak oleh istrinya pergi ke rumah Bu Siska
justru menolak, karena menurutnya di sana ia hanya akan mendengarkan ucapan
basa – basi dari Bu Siska. Jumardi tahu bahwa saat akan berhadapan dengan Bu
Siska, ia hanya akan mendengarkan ucapan basa – basi dari Bu Siska. Itu semua
telah ia lalui dari pengalamannya bersama Bu Siska. Oleh karena itu, ia tak mau
pergi ke rumah Bu Siska.
Keesokan harinya, Jumardi justru dipanggil ke ruangan Bu Siska. Ia
menduga bahwa itu ada kaitannya dengan ketidakhadiran ia pada acara Bu Siska,
tetapi hal itu dibantah oleh dirinya sendiri. Saat itu sudah tentu pasti Bu
Siska akan kembali berbasa – basi, tetapi untungnya hal itu tak berlangsung
lama. Jumardi dipanggil karena ingin dipindah tugaskan oleh Bu Siska, ia akan
bertugas sebagai direktur pengawasan. Hal itu tentu membuatnya akan lebih
sering bertemu dengan Bu Siska dan mendengar ocehan basa – basi dari Bu Siska.
Jumardi semakin kesal saat Bu Siska mengundang semua rekan kerja
dari Jumardi ke chatting group WhatsApp. Karena dalam grup itu pun isinya hanya
basa – basi dari Bu Siska kepada para pegawai lainnya. Dan yang membuat geram Jumardi adalah
tanggapan yang juga diberikan oleh rekan kerjanya itu, sampai saat Bu Siska
harus masuk rumah sakit akibat kelelahan, puluhan kolom chat di grup dipenuhi
dengan ucapan bernada penuh simpati kepada Bu Siska. Menurut Jumardi itu baik dilakukan dan memang harus seperti itu,
tetapi masalahnya apakah benar yang mereka ucapkan di grup itu? atau hanya
sekadar mengetik di keyboard saja tanpa ada tindakan sesungguhnya yang mereka
lakukan. Dan justru, setelah mengucapkan simpati itu, mereka malah ingin pergi
hangout ke kafe karena Bu Siska tak ada di kantor. Mereka juga berharap kalau
Bu Siska dianjurkan oleh dokter untuk beristirahat lebih lama. Jumardi yang
kesal dengan hal itu langsung memperbaiki smartphone-nya dan langsung keluar
dari grup tersebut. Kemudian, saat Bu Siska sudah sembuh dan masuk kerja, ia
menanyakan perihal mengapa Jumardi keluar dari grup. Lantas hal itu membuat
Jumardi harus berkata jujur, Jumardi berkata bahwa yang selama ini dilakukan
oleh rekan kerjanya itu hanya sebatas basa – basi saja. Hal itu membuat Bu
Siska terdiam dan mengeluarkan air mata dalam pejamannya. Kemudian, Jumardi
yang akan dipindahkan tempat kerja justru menolak dan ingin mengajukan
pengunduran dirinya. Dan dengan berat hati, Bu Siska harus kehilangan
pegawainya itu. pada akhirnya Jumardi memilih kerja di Kanada.
Karir Jumardi di Kanada terus naik, bahkan ia didudukkan sejajar
dengan pekerja lokal. Pada suatu hari, Jumardi ditugaskan untuk bertemu dengan
salah satu menteri dari Indonesia yang mengurusi urusan penanaman modal bagi
luar negeri (asing) yang baru saja dilantik. Orang itu ternyata Bu Siska,
atasan Jumardi saat masih bekerja di Indonesia. Bu Siska juga ikut bangga
dengan keberhasilan Jumardi yang bekerja di luar negeri. Jumardi yang saat itu
memandangi sekeliling ruangan Bu Siska yang dipenuhi dengan lukisan. Ia
bertanya pada Bu Siska tentang lukisan itu. Bu Siska menanyakan lukisan itu
bagus atau tidaknya pada Jumardi. Jumardi menyebutkan bahwa enam lukisan
terlihat bagus. Kemudian, pada lukisan terakhir, Bu Siska memotong pembicaraan
dan langsung menyebutkan bahwa lukisan itu yang paling istimewa karena
merupakan hasil lukisan anaknya yang baru lulus dari Senirupa ITB dan mengambil
S2 di Prancis. Bu Siska saat itu menunggu penilaian dari Jumardi. Bu Siska saat
itu membangga – banggakan anaknya itu, dan berkata bahwa lukisannya itu bagus.
Jumardi pun langsung menelan ludah dan tak kunjung membalas ucapan dari Bu
Siska.
Komentar
Posting Komentar